Genus
Nepenthes (
Kantong semar,
bahasa Inggris:
Tropical pitcher plant), yang termasuk dalam familia
monotipik, terdiri dari 130 spesies dan belum termasuk hibrida alami maupun buatan. Genus ini merupakan
tumbuhan karnivora di kawasan
tropis Dunia Lama, kini meliputi negara
Indonesia ,
Republik Rakyat Cina bagian selatan,
Indochina,
Malaysia,
Filipina,
Madagaskar bagian barat,
Seychelles,
Kaledonia Baru,
India,
Sri Lanka, dan
Australia. Habitat dengan spesies terbanyak ialah di pulau
Borneo dan
Sumatra.
Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan cara memanjat
tanaman lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak memanjat. Pada
ujung
daun terdapat
sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat
perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya
serangga,
pacet, anak
kodok) yang masuk ke dalam.
Pada umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu
kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas adalah
kantong dari tanaman dewasa, biasanya berbentuk corong atau silinder,
tidak memiliki sayap, tidak mempunyai warna yang menarik, bagian sulur
menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain, kantong
atas lebih sering menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau
lalat, kantong jenis ini jarang bahkan tidak ditemui pada beberapa
spesies, contohnya N. ampullaria. Kantong bawah adalah kantong
yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di
atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi
serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut kantong dan akhirnya
tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya, adapun kantong roset,
memiliki bentuk yang sama seperti kantong bawah, namun kantong roset
tumbuh pada bagian daun berbentuk roset, contoh spesies yang memiliki
kantong jenis ini adalah N. ampullaria dan N. gracilis. Beberapa tanaman terkadang mengeluarkan kantong tengah yang berbentuk seperti campuran kantong bawah dan kantong atas.
Tanaman ini memiliki penyebaran yang sangat luas dari pinggir pantai
sampai dataran tinggi, karena inilah nepenthes dibagi dalam dua jenis
yaitu jenis dataran tinggi dan jenis dataran rendah, walau kebanyakan
spesies tumbuh di dataran tinggi. Spesies yang tercatat tumbuh di
ketinggian paling tinggi adalah
N. lamii yaitu di ketinggian 3,520 m.
Kebanyakan spesies tumbuh di tempat dengan kelembaban tinggi dan
cahaya dengan tingkat menengah hingga tinggi. Beberapa spesies seperti N. ampullaria tumbuh di tempat yang teduh dengan tidak terlalu banyak cahaya, sedangkan N. mirabilis
tumbuh ditempat yang terbuka dengan cahaya yang berlimpah. Tanah tempat
tumbuh nepenthes biasanya miskin hara dan asam. Beberapa spesies tumbuh
di tempat yang sangat beracun bagi tanaman lain seperti N. rajah yang tumbuh pada tanah dengan kandungan logam berat dan N. albomarginata yang tumbuh pada pantai berpasir di zona yang terkena siraman air laut, beberapa spesies tumbuh epifit seperti N. inermis yang tumbuh tanpa bersentuhan dengan tanah.
Plankton
adalah makhluk ( tumbuhan atau hewan ) yang hidupnya, mengaoung,
mengambang, atau melayang didalam air yang kemampuan renangnya terbatas
sehingga mudah terbawa arus.
Plankton berbeda dengan nekton
yang berupa hewan yang memiliki kemampuan aktif berenang bebas, tidak
bergantung pada arus air, contohnya : ikan, cumi – cumi, paus, dll. Bentos adalah
biota yang hidupnya melekat pada, menancap, merayap, atau membuat liang
didasar laut, contohnya: kerang, teripang, bintang laut, karang, dll.
Secara
fungsional, plankton digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu
fitoplankton, zooplankton, bakterioplankton, dan virioplankton.
a. Fitoplankton
|
phytoplankton |
Fitoplankton
disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung
atau melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat
dilihat oleh mata telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200µm (1
µm = 0,001mm). fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal,
tetapi juga ada yang berbentuk rantai.
Meskipun
ukurannya sangat kecil, namun fitoplankton dapat tumbuh dengan sangat
lebat dan padat sehingga dapat menyebabkan perubahan warna pada air
laut.
Fitoplankton
mempunyai fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni
dapat menghasilkan sendiri bahan organic makanannya. Selain itu,
fitoplankton juga mampu melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan
bahan organic karena mengandung klorofil. Karena kemampuannya ini
fitoplankton disebut sebagai primer producer.
Bahan
organic yang diproduksi fitoplankton menjadi sumber energi untuk
menjalan segala fungsi faalnya. Tetapi, disamping itu energi yang
terkandund didalam fitoplankton dialirkan melalui rantai makanan.
Seluruh hewan laut seperti udang, ikan, cumi – cumi sampai ikan paus
yang berukuran raksasa bergantung pada fitoplankton baik secara langsung
atau tidak langsung melalui rantai makanan.
b. Zooplankton
|
Zooplankton |
Zooplankton, disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat
terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus
membawanya. Zooplankton bersifat heterotrofik, yang maksudnya tak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan inorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya is sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makanannya. Jadi zooplankton lebih berfungsi sebagai konsumen (consumer) bahan organik.
Ukurannya
yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran
besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter. Kelompok yang paling umum ditemui antara lain kopepod (copepod), eufausid (euphausid), misid (mysid), amfipod (amphipod, kaetognat (chaetognath). Zooplankton dapat dijumpai mulai dari perairan pantai, perairan estuaria di depan muara sampai ke perairan di tengah samudra, dari perairan tropis hingga ke perairan kutub.
Zooplankton ada yang hidup di permukaan dan ada pula yang hidup di perairan dalam. Ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal
harian dari lapisan dalam ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu
berenang bebas (nekton) atau yang hidup di dasar Taut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yakni ketika masih berupa terlur dan larva. Baru dikemudian hari, menjelang dewasa, sifat hidupnya yang semula sebagai plankton berubah menjadi nekton atau bentos.
c. Bakterioplankton
|
bakterioplankton |
Bakterioplankton, adalah bakteri yang hidup sebagai plankton. Kini orang makin memahami bahwa bakteri pun banyak yang hidup sebagai plankton dan berperan penting dalam lour hara (nutrient cycle) dalam ekosistem Taut. la mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya < 1 µm), tidak mempunyai inti sel, dan umumnya tidak mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis. Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposes). Semua biota laut yang mati, akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam prows fotosintesis.
d. Virioplankton
|
Virioplankton |
Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil ( kurang dari 0,2 um ) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton dan fitoplankton, sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan hayati. Tetapi virus ini dapat pula memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya. Baru sekitar dua dekade lalu para ilmuwan banyak mengkaji virioplankton ini dan menunjukkan bahwa virioplankton pun mempunyai fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.
Indikator 33 UN 2013 :
Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis tanah
Tanah dapat didefinisikan sebagai lapisan teratas dari kulit bumi yang
terbentuk oleh bahan organik maupun anorganik serta menjadi media untuk
tumbuh dan berkembangnya tanaman. Bahan organik yang menyusun tanah
berasal dari jasad-jasad makhluk hidup yang telah mati. Sementara itu,
bahan anorganik berasal dari benda-benda mati seperti batu-batuan yang
telah melapuk, ataupun dari berbagai jenis bahan mineral.
Pelapukan yang terjadi pada batuan hingga menjadi tanah dapat dipengaruhi oleh berbagi faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan tersebut antara lain:
1. Iklim
Pengaruh iklim dapat berupa suhu dan curah hujan di suatu daerah.
Semakin tinggi suhu dan curah hujan di suatu tempat, maka pelapukan yang
terjadi pada batuan akan semakin cepat .
2. Jenis batuan
Satu jenis batuan dengan batuan lain akan tidak sama proses pelapukannya.
3. Waktu
Umur terbentuknya suatu batuan akan sangat berpengaruh dalam terjadinya pelapukan.
Selain karena faktor-faktor diatas, jenis-jenis pelapukan pada berbagai
jenis batuan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
- Pelapukan biologis, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh
aktifitas makhluk hidup pada sebuah batuan, lumut adalah salah satu
contohnya. Lumut dapat mengeluarkan sebuah zat yang bersifat asam
sehingga batuan yang ditumbuhi lumut akan semakin cepat mengalami
pelapukan. Selain lumut, akar pohon-pohon besar yang menghujam batuan
akan semakin mempercepat pelapukan karena akan memecah batuan yang
dihujamnya.
- Pelapukan fisika, yaitu pelapukan yang disebabkan
faktor-faktor dari alam misalnya cuaca, suhu, sinar matahari, dan
angin. Sebagai contohnya suhu yang sangat tinggi di siang hari akan
membuat batuan menjati terpanaskan dan mengembang. Sementara itu di
malam hari suhu udara menjadi sangat rendah sehingga batuan mengalami
pengerutan. Karena batuan mengalami pengkerutan dan pengembangan secara
bergantian, maka lama-lama batuan akan retak dan akan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
- Pelapukan kimia, yaitu pelapukan batuan yang disebabkan
oleh pengaruh bahan kimia. Salah satu contoh pelapukan kimia adalah yang
disebabkan oleh hujan asam.
Jenis-jenis tanah
a. Tanah Vulkanik
Tanah vulkanik adalah tanah hasil pelapukan abu vulkanik dari gunung berapi. Tanah vulkanik dibagi menjadi dua.
- Regosol. Tanah regosol berciri-ciri: berbutir
kasar, berwarna kelabu sampai kuning, dan berbahan organik sedikit.
Tanah ini cocok untuk tanaman palawija (seperti jagung), tembakau, dan
buah-buahan. Jenis tanah ini banyak terdapat di P. Sumatra, Jawa, dan
Nusa Tenggara.
|
Tanah Regosol |
- Latosol. Tanah latosol berciri-ciri: berwarna merah
hingga kuning, kandungan bahan organik sedang, dan bersifat asam. Tanah
ini cocok untuk tanaman palawija, padi, kelapa, karet, kopi, dll. Jenis
tanah ini banyak terdapat di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bali, Jawa,
Minahasa, dan Papua.
b. Tanah Organosol
Tanah organosol merupakan tanah hasil
pelapukan bahan-bahan organik. Biasanya bersifat subur. Tanah jenis ini
dibagi dua juga, yaitu:
- Tanah Humus, merupakan tanah hasil pembusukan
bahan-bahan organik dan bersifat sangat subur. Tanah humus berwarna
kecoklatan dan cocok untuk tanaman kelapa, nanas, dan padi. Tanah jenis
ini banyak terdapat di P. Sumatra, Sulawesi, Jawa Barat, Kalimantan, dan
Papua.
- Tanah Gambut, merupakan tanah hasil pembusukan yang
kurang sempurna di daerah yang selalu tergenang air seperti rawa. Tanah
ini kurang baik untuk pertanian karena kurang subur dan selalu
tergenang air. Tanah gambut banyak terdapat di Kalimantan Barat, pantai
timur Sumatra, dan pantai selatan-barat Papua.
c. Tanah Aluvium (Alluvial)
Tanah aluvium adalah tanah hasil erosi
yang diendapkan di dataran rendah. Ciri-ciri tanah aluvium adalah
berwarna kelabu dan subur. Tanah ini cocok untuk tanaman padi, palawija,
tebu, kelapa, tembakau, dan buah-buahan. Tanah jenis ini banyak
terdapat di Sumatra bagian Timur, Jawa bagian utara, Kalimantan bagian
barat dan selatan, serta Papua utara dan selatan.
d. Tanah Podzol
Tanah ini terbentuk akibat pengaruh
curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah. Tanah podzol bercirikan
miskin unsur hara, tidak subur, dan berwarna merah sampai kuning. Tanah
ini baik untuk tanaman kelapa dan jambu mete. Tanah podzol banyak
dijumpai di daerah pegunungan tinggi Sumatra, Jabar, Sulawesi, Maluku,
Kalimantan, dan Papua.
e. Tanah Laterit
Tanah laterit adala tanah hasil
‘pencucian’ sehingga kurang subur, kehilangan unsur hara, dan tandus.
Tanah ini awalnya subur namun karena zat haranya dilarutkan oleh air
maka menjadi tidak subur. Warna tanah ini kekuningan sampai merah. Tanah
ini baik untuk kelapa dan jambu mete. Tanah jenis ini banyak terdapat
di Jawa Tengah, Lampung, Jabar, Kal-Bar, dan Sulawesi Tenggara.
f. Tanah Litosol
Tanah litosol adalah tanah hasil
pelapukan batuan beku dan batuan sedimen yang baru terbentuk sehingga
butirannya besar. Ciri-ciri tanah ini yaitu miskin unsur hara dan
mineralnya masih terikat pada butiran yang besar. Tanah litosol kurang
subur sehingga hanya cocok bagi tanaman-tanaman besar di hutan. Tanah
litosol banya terdapat di P. Sumatra, Jawa Tengah dan Timur, Nusa
Tenggara, Maluku selatan, dan Papua.
g. Tanah Kapur
Tanah kapur merupakan hasil pelapukan batuan kapur (gamping). Tanah ini terbagi jadi dua jenis.
- Renzina. Tanah ini merupakan hasil pelapukan batuan
kapur di daerah dengan curah hujan tinggi. Ciri tanah ini yaitu
berwarna hitam dan miskin zat hara. Tanah renzina banyak terdapat di
daerah berkapur seperti Gunung Kidul (Yogyakarta).
- Mediteran, meruapakn hasil pelapukan batuan kapur
keras dan batuan sedimen. Warna tanah ini kemerahan sampai coklat. Tanah
jenis ini meski kurang subur namun cocok untuk tanaman palawija, jati,
tembakau, dan jambu mete.
h. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat
kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan
sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Sepertinya jenis tanah
ini dijumpai di mana-mana.
Indikator 7 UN 2013 :
Siswa dapat menjelaskan contoh hubungan antar makhluk hidup (salah satu jenis simbiosis)
Simbiosis berasal dari bahasa Yunani sym yang berarti dengan dan biosis yang berarti kehidupan. Simbiosis merupakan interaksi antara dua organisme yang hidup berdampingan.
Simbiosis merupakan pola interaksi
yang sangat erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan
jenis. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion.
Ada beberapa bentuk simbiosis yakni:
- Parasitisme adalah di mana pihak yang satu mendapat keuntungan dan merugikan pihak lainnya. Contoh:
|
tali putri |
- Tanaman benalu dengan inangnya
- Tali putri dengan inangnya
- cacing perut dan cacing tambang yang hidup di dalam usus manusia
- bunga raflesia dengan inangnya
- Mutualisme adalah hubungan sesama mahkluk hidup yang saling menguntungkan kedua pihak. Contohnya:
- Komensalisme, adalah di mana pihak yang satu mendapat keuntungan tapi pihak lainnya tidak dirugikan dan tidak diuntungkan. Contoh:
Ikan Remora dan Ikan HiuAnggrek dengan Pohon Mangga
Amensalisme, yaitu saat satu pihak dirugikan dan pihak lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan. contoh:
Jamur Penisilin dengan Sarcoptes
Kompetisi, di mana kedua pihak saling merugikan, biasanya terjadi melalui kompetisi dalam memperebutkan makanan.
Netralisme, dimana kedua pihak tidak saling diuntungkan
maupun dirugikan. Interaksi antar kedua spesies tidak menyebabkan
keuntungan maupun kerugian bagi keduanya.
HUBUNGAN YANG TERJADI ANTARA IKAN BADUT DAN ANEMON
Penggemar film animasi Finding Nemo pasti tidak asing lagi dengan sosok ikan badut atau clown fish. Tokoh utama film tersebut memang terlihat lucu, lincah, dan menggemaskan.
“Ikan
ini juga tergolong jinak,” kata Silvester Basi Dhoe, Koordinator
Perbenihan, Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. Ikan
badut merupakan salah satu anggota famili Pomacentridae, dan yang
paling dikenal saat ini adalah dari spesies Amphiprion ocellaris, si Nemo dalam film animasi tersebut.
Ciri
khas spesies ini mempunyai warna oranye cerah dengan hiasan garis putih
pada bagian kepala, badan, dan pangkal ekor. Di alam bebas, keluarga
ikan badut mencapai 29 spesies berwarna menyala, seperti kuning, oranye,
kemerahan, hitam, dan putih dan semakin dipercantik dengan motif garis
putih atau hitam pada tubuhnya.
Di
laut lepas, ikan ini hidup di sekitar terumbu karang dan daerah pantai
dengan kedalaman laut kurang dari 50 m yang berair jernih. “Kalau hobi
menyelam, pada kedalaman 7—15 m, biasa kita temukan anemon, istilahnya
daerah soft coral. Nah, dia
bersimbiosis dengan anemon itu,” tambah Silvester. Padahal bagi ikan
jenis lain, anemon laut berbahaya karena tentakel beracun sehingga tidak
sembarang menjadi tempat hidup. Anemon laut dan ikan badut ternyata
menjalin hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.
Racun
pada tentakel anemon laut yang dapat membunuh ikan dari spesies lain
tidak berpengaruh pada sang Nemo. Pasalnya, tubuh ikan ini dilapisi
lendir yang kebal terhadap sengatan tentakel. Jika ikan ini dipisahkan
dengan anemon selama beberapa jam saja, kekebalan tubuhnya akan hilang,
dan membutuhkan waktu lagi untuk mengembalikan kekebalan tubuhnya.
“Tanpa anemon ini dia tidak bisa apa-apa, tidak bisa melangsungkan
hidupnya dengan baik,” jelas pria asal Flores ini.
Sebaliknya
bagi anemon, makanan ikan badut berupa invertebrata kecil yang melekat
pada tentakelnya membantu anemon terbebas dari parasit. Invertebrata ini
umumnya membahayakan anemon. Selain itu, kotoran ikan badut juga
memberikan nutrisi bagi anemon. Namun, setiap ikan badut berhubungan
dengan jenis anemon tersendiri yang cocok sebagai tempat hidupnya.
Referensi :
http://id.wikipedia.org
http://marinebuddies.files.wordpress.com
http://www.agrina-online.com
|
Berdasarkan foto tahun 1957 |
Profil Harimau Jawa
Harimau Jawa adalah spesies karnivora besar yang hanya dapat ditemukan
di Pulau Jawa (endemik). Harimau ini termasuk salah satu sub-spesies
harimau (
Panthera tigris) yang secara alami tersebar di Asia,
mulai dari danau laut Kaspia, Siberia India, China, daerah kontinen Asia
Tenggara hingga Kepulauan Nusantara. Meskipun secara umum, kebiasaan
hidup Harimau Jawa sama dengan harimau lainnya. Namun berdasarkan
fisiknya, sosok Harimau Jawa memperlihatkan ciri khas yang jauh
‘berbeda”.
Bersama dengan singa, macan tutul dan jaguar, Harimau Jawa termasuk
keluarga kucing besar (Felidae) yang menduduki posisi puncak dalam
rantai makanan. Untuk menjamin tetap tersedianya hewan mangsa, harimau
memiliki daerah teritorialnya sendiri. Pejantan umumnya memiliki luas
daerah teritorial berukuran 10 x 10 km. Sedangkan betina memiliki daerah
jelajah yang lebih kecil.
Ukuran tubuh rata-rata harimau Jawa lebih besar dari harimau Sumatera
dan harimau Bali, bahkan sedikit lebih besar dari harimau Malaya dengan
panjang rata-rata 200-245 cm. Berat jantan berkisar antara 100-140 kg
dan betina berkisar antara 75-115 kg (Tabel 1). Dibandingkan dengan
subspesies lainnya, bentuk tubuh harimau Jawa termasuk yang paling unik
Harimau Jawa dinyatakan punah di sekitar tahun
1980-an, akibat
perburuan dan perkembangan lahan
pertanian yang mengurangi habitat binatang ini secara drastis. Ada kemungkinan
kepunahan ini terjadi di sekitar tahun
1950-an
ketika diperkirakan hanya tinggal 25 ekor jenis harimau ini. Terakhir
kali ada sinyalemen dari harimau jawa ialah pada tahun 1972. Pada tahun
1979, ada tanda-tanda bahwa tinggal 3 ekor harimau hidup di pulau Jawa.
Kemungkinan kecil binatang ini belum punah. Pada tahun 1990-an ada
beberapa laporan tentang keberadaan hewan ini, walaupun hal ini tidak
bisa diverfikasi.
Di akhir tahun 1998 telah diadakan Seminar Nasional Harimau Jawa di UC
UGM yang berhasil menyepakati untuk dilakukan "peninjauan kembali" atas
klaim punahnya satwa ini. Hal tersebut karena bukti-bukti temuan terbaru
berupa jejak, guratan di pohon, dan rambut, yang diindikasikan sebagai
milik harimau jawa. Secara mikroskopis, struktur morfologi rambut
harimau jawa dapat dibedakan dengan rambut
Macan Tutul. Oleh karena itu hingga sekarang masih dilakukan usaha pembuktian eksistensi satwa penyandang status punah ini.
Di akhir abad ke-19, harimau ini masih banyak berkeliaran di
Pulau Jawa.
Pada tahun 1940-an, harimau jawa hanya ditemukan di hutan-hutan
terpencil. Ada usaha-usaha untuk menyelamatkan harimau ini dengan
membuka beberapa
taman nasional.
Namun, ukuran taman ini terlalu kecil dan mangsa harimau terlalu
sedikit. Pada tahun 1950-an, ketika populasi harimau Jawa hanya tinggal
25 ekor, kira-kira 13 ekor berada di
Taman Nasional Ujung Kulon. Sepuluh tahun kemudian angka ini kian menyusut. Pada tahun 1972, hanya ada sekitar 7 harimau yang tinggal di
Taman Nasional Meru Betiri.
Walaupun taman nasional ini dilindungi, banyak yang membuka lahan
pertanian disitu dan membuat harimau jawa semakin terancam dan kemudian
diperkirakan punah pada tahun 80-an.
Harimau jawa mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari pada
Harimau Sumatera dan
Harimau Bali.
Harimau jawa jantan mempunyai berat 150-200 kg dan panjangnya kira-kira
2.50 meter. Betina berbobot legih ringan, yaitu 75-115 kg dan sedikit
lebih pendek dari jenis jantan. Besar tubuh harimau jawa ini diduga
karena adanya kompetisi dengan macan tutul dan ajak. Disamping itu ada
hukum: semakin menjauhi garis
Khatulistiwa maka ukuran tubuh harimau akan semakin besar, kecuali harimau bali.
Penelitian terakhir
Sensus terakhir tentang keberadaan harimau jawa dilakukan selama 1
tahun, yaitu sejak tahun 1999-2000. Survey selama 12 bulan ini
berlangsung di Taman Nasional Meru Betiri,
Jawa Timur,
atas permintaan langsung kepala taman nasional, Indra Arinal, dan
didukung oleh direktur konservasi flora dan fauna, Ir. Koes Saparjadi,
karena adanya laporan dari beberapa orang staf taman nasional serta
warga setempat yang menduga bahwa harimau jawa masih ada.
Sebanyak 12 staf taman nasional dilatih dengan dibekali 20 unit
kamera, selain itu juga mendapat bantuan dari yayasan "The Tiger
Foundation" berupa 15 unit kamera infra merah dalam rangka memfasilitasi
upaya sensus.
Hasil sensus mengatakan: Tidak ada harimau jawa, hanya sedikit mangsa, banyak pemburu liar.
Deskripsi
31 cm. Kasturi atau lebih dikenal dengan sebutan nuri mempunyai bentuk
ekor yang melebar. Dada bagian atas dan kepala berwarna merah. Bagian
mahkota kepala berwarna hitam. Bagian kepala bawah dan mantel berwarna
ungu tua yang berlanjut sampai dada sehingga berbentuk seperti kalung.
Paha dan bagian bawah ekor berwarna biru turkis. Daerah pinggang
berwarna merah dan ekor bagian atas berwarna biru turkis. Sayap bagian
atas berwarna bijau dan sayap bagian bawah berwarna merah.
Suara
Rangkaian siulan pendek atau pekikan merdu, lebih menyerupai suara Mino
emas dari pada nuri. Kadang mengeluarkan rangkaian nada identik yang
monoton menyerupai suara elang alap.
Belum tersedia rekaman suara yang diambil dari wilayah Indonesia.
Persebaran dan Ras
Di seluruh P. Papua, kepulauan Papua Barat (Waigeo, Batata, Salawati,
Misool), dan beberapa pulau di Teluk Cendrawasih: Yapen, Meos Num, dan
Biak. Terdapat tujuh sub-spesies yang dikenal:
L l. lory. Ciri yang nyata pada anak jenis ini
adalah warna biru pada daerah tengkuk dan melebar ke arah punggung
sampai ke bagian dada, perut, serta tungging. Pada sayap bagian bawah
mulai dari pangkal sayap sampai ke bagian ujung berwarna merah, kuning,
dan hitam. Pada burang yang belum dewasa, mantel ungu di tengkuk belum
menyatu dengan daerah perutnya. Penyebarannya meliputi bagian kepala
burang Papua dan Papua llnral.
L. l. erythrothorax (red-breasted lory). Ciri
yang mudah dilihat adalah mantelnya berwarna ungu melingkar tidak penuh
pada bagian leher. Pada bagian punggung, dada, dan tungging terdapat
warna biru yang terpisah satu saina lain. Pada sayap bagian bawah
mempunyai warna yang mirip donga nL. l. lory. Penyebarannya
meliputi Papua bagian selatan yang meluas ke arah Papua Nugini (di utara
sampai Semenanjung Onin dan di selatan sampai Semenanjung Huon).
L. l. somu (nuri somu). Ciri pada anak jenis
ini adalah tiadanya mantel ungu di tengkuk. Penyebarannya meliputi P.
Papua bagian tengah.dan daerah bagian selatan PapuaNugini.
L.l. salvadorii (nuri salvadori). Ras nuri ini mirip dengan L. l. erythrothorca,
tetapi warna ungunya lebih dominan dibanding hitam. Warna ungu ini
meluas sampai daerah bawah sayap. Penyebarannya meliputi P. Papua bagian
utara, dari Aitape sampai Teluk Astrolabe.
L. l. viridicrissalis. Anak jenis
viridicrissalis mirip dengan anak jenis salvadorii, tetapi warna daerah
dadanya lebih dominan hitam serta meluas sampai bawah sayap.
Penyebarannya meliputi P. Papua bagian utara, dari Teluk Humboldt sampai
Sungai Memberamo.
L. l. jobisiensi (nuri jobi). Ciri nuri jobi hampir mirip dengan L. l. salvadorii,
tetapi warna merah di dada dan ungu di bagian mantelnya lebih pucat.
Penyebarannya meliputi P. Yapen dan Mios Num di Teluk Geelvink.
L. l. cyanauchen (nuri biak). Ciri khas nuri biak
adalah warna biru pada bagian tengkuknya bersatu dengan warna hitam di
mahkotanya. Mantel ungu ini melingkar tidak penuh. Pada bagian punggung
terdapat pula warna biru yang melebar ke bagian dada teras ke arah
tungging. Pada sayap bagian bawah terdapat warna biru, kuning, dan hitam
yang tersusun dari pangkal sampai ke ujung sayap. Penyebarannya hanya
terdapat di P. Biak di Teluk Geelvink.
Tempat Hidup dan Perilaku
Dapat ditemukan sampai ketinggian 1200m (jarang sampai 1750m). Biasanya
berpasangan atau dalam kelompok kecil, 10 atau lebih individu mencari
makan pada pada lapisan tajuk bagian tengah pohon berbunga. Burung yang
pendiam dan tidak mencolok ketika bertengger. Memakan nektar, bunga,
buah, dan serangga
|
Paku Sayur |
|
Poh-pohan |
|
Begonia |
Siapa sih yang mau terseat di hutan pastinya setiap petualang di dunia
ini tidak menginginkan jika terseat di hutan. Biasanya jika terseat di
hutan dalam waktu yang sangat lama persedian makanan pun biasa akan
habis nah dalam kondisi ini kamu harus mencari makanan yang bisa
dimakan. Dihutan sendiri terdapat banyak tanaman yang bisa kamu konsumsi
jika kehabisan makanan. Nah berikut ini ada beberapa tanaman di hutan
yang bisa kamu konsumsi ketika terseat di dalam hutan mau tahu makanan
apa aja itu simak 7 Tanaman Yang Bisa Dimakan Ketika Terseat di Hutan
berikut ini.
1. Daun semanggi
Mungkin Anda pernah melihat
ada rumput kecil di bawah tanah, dan memiliki daun mirip yang berbentuk
seperti hati. Inilah daun semanggi atau biasa disebut clover.
Tak
sulit untuk menemukan rumput clover. Rumput ini termasuk kosmopolit
atau mudah ditemukan di dataran, termasuk hutan Indonesia. Nah, saat
tersesat, tanaman inilah yang paling mudah Anda cari untuk bahan
makanan. Ambil saja daunnya dan bersihkan kemudian konsumsi.
2. Nanas
Buah
nanas tidak hanya bisa ditemukan di pekarangan rumah atau ladang saja.
Tumbuhan yang masuk dalam suku Bromeliaceae atau nanas-nanasan ini bisa
ditemukan di beberapa hutan yang ada di Indonesia.
Jika melihat
ada buah nanas yang sudah cukup matang, Anda bisa memakan bagian
buahnya. Keluarkan pisau lipat Anda, dan potong kecil-kecil daging buah.
Jika membawa garam, nanas sebaiknya direndam dulu di air garam untuk
meminimalisir getah.
3. Begonia
Anda tahu tanaman begonia?
Biasanya tanaman ini dipajang di depan rumah sebagai hiasan. Nah,
ternyata begonia juga banyak ditemukan di dalam hutan. Ciri-cirinya
adalah tumbuhan ini berbulu di bagian tangkai hingga daun.
Meski
tanaman berbulu biasanya tidak layak dikonsumsi, begonia bisa Anda
manfaatkan sebagai bahan makanan jika sedang tersesat di hutan.
Potonglah daun dan tangkainya kecil-kecil sebelum dimakan. Jika Anda
membawa alat masak, sebaiknya direbus dulu sebelum dikonsumsi.
4. Pisang
Nah,
siapa yang tidak kenal dengan pisang? Buah yang berasal dari famili
Musaceae ini biasanya bisa Anda temukan di dalam hutan yang banyak
dihuni monyet atau kera. Cukup ambil buahnya yang sudah matang, Anda pun
mengonsumsinya.
Bagaimana kalau pohon pisang yang Anda temukan,
belum berbuah? Jangan khawatir, belahlah batang pisang tersebut. Ambil
batang muda di bagian paling tengah batang pisang. Batang muda itu bisa
dimakan, walaupun rasanya tawar.
5. Pohpohan
Pohpohan
adalah salah satu tumbuhan yang sudah biasa dijadikan lalapan di
rumah-rumah. Tumbuhan berdaun lebar ini ternyata banyak ditemukan di
hutan Indonesia. Biasanya, bagian pohpohan yang sering dikonsumsi adalah
bagian daun mudanya.
|
semanggi |
6. Paku sayur
Salah satu tumbuhan
yang banyak ditemukan di dalam hutan, terutama hutan Indonesia adalah
jenis paku-pakuan. Tanaman paku memiliki ciri daun bergerigi, dan
biasanya ada banyak kantung spora seperti bintik-bintik hitam di bagian
bawah daun.
Nah, jika Anda bertemu tanaman seperti ciri-ciri di
atas, berarti Anda dihadapkan dengan tanaman paku. Tanaman ini juga
biasa dijadikan lalapan, sehingga disebut paku sayur. Sama seperti
pohpohan, bagian tumbuhan paku yang bisa dinikmati adalah daun mudanya.
7. Rotan
Nah,
selain paku tumbuhan lain yang banyak ditemukan di hutan Indonesia
adalah rotan. Biasanya rotan hutan menjadi musuh utama para pendaki
karena duri yang menyelimuti seluruh batangnya.
Namun ternyata
tumbuhan ini bisa menjadi sahabat ketika Anda tersesat. Buah dari rotan
yang masih muda aman untuk dimakan langsung. Sedangkan batangnya
menyimpan air yang bisa untuk diminum.
Ujian Nasional (UN), kini menjadi momok bagi siswa dan orangtua, bahkan
juga guru. Tidak sedikit siswa yang stress saat menghadapi UN. Mereka
takut tidak lulus sekolah. Orangtua takut jika anaknya tidak lulus dan
dicap koleganya sebagai anak yang bodoh. Guru takut siswanya tidak
lulus, sehingga kompetensinya dipertanyakan. Akibatnya, siswa, orangtua,
dan guru berusaha sekuat tenaga agar lulus UN. Siswa dan orangtua rela
merogoh koceknya jika ada yang meminta uang untuk bocoran kunci jawaban.
Guru rela menggadaikan kejujurannya dalam memberi nilai sekolah kepada
anak didiknya (setelah kelulusan ditentukan nilai UN dan nilai sekolah).
Demikian sepenggal tulisan yang tertera pada
http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/17/media-membuat-siswa-takut-menghadapi-un.
Menurut saya, hal ini bukanlah sekedar tulisan kososng belaka. Setiap
menjelang semester 2, guru dan siswa sama-sama mengalami tekanan mental
yang luar biasa. Namun, sebenarnya kita tidak perlu khawatir berlebihan
jika kita telah memiliki trik-trik jitu dan jujur untuk menghadapi UN
2013. berikut ini saya akan mencoba berbagi sedikit trik untuk para
guru.
1. menela'ah kisi-kisi UN yang telah diterbitkan BSNP.
Setelah kisi-kisi diterbitkan oleh BSNP, guru hendaknya segera menela'ah dan menyesuaikan metari dengan
kisi-kisi soal.
berikut ini merupakan sekilah pandang mengenai kisi-kisi.
Kisi-kisi UN 2013 diterbitkan BSNP
dengan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor:
0019/P/BSNP/XI/2012 tentang Kisi-kisi Ujian Nasional untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Pelajaran 2012/2013 tertanggal 20
November 2012.
Kisi-kisi soal Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2012/2013 ini disusun
berdasarkan Standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
tercantum pada peraturan Mendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi untuk
pendidikan dasar dan menengah.
Kisi-kisi soal Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2012/2013 diharapkan bisa
dijadikan acuan dalam penyusunan soal ujian nasional pada satuan
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Tahun Pelajaran 2012/2013.
Berdasarkan peraturan BSNP tentang kisi-kisi UN 2012/2013 ini, kisi-kisi
soal Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2012/2013 untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah berlaku selama tiga tahun.
http://pelitedabo.blogspot.com/2012/11/download-kisi-kisi-un-2013-satuan.html
2. Membuat varian soal berdasarkan kisi-kisi
setelah mencermati kisi-kisi per bidang studi, para guru hendaknya membuat variasi soal yang sesuai.
Contoh :
Kisi-kisi IPA no 1
"Siswa dapat menjelaskan fungsi dari ciri khusus pada hewan/tumbuhan tertentu"
Soal :
Daun teratai yang lebar dan tipis berfungsi untuk ....
a. mengurangi penguapan
b. mempercepat penguapan
c. jalan masuk udara
d. memikat serangga
3. Penelaahan soal (Validasi Soal)
Setelah membuat varian soal, hendaknya soal yang telah dibuat ditelaah
bersama KKG (Kelompok Kerja Guru). Tujuannya adalah agar soal yang akan
diujikan kepada siswa dapat terstandarkan.
4. Uji Soal
Soal yang telah divalidasi oleh KKG diujikan kepada calon peserta UN. Harapannya
siswa terbiasa dengan bentuk soal yang diperkirakan hampir sama bahkan
bisa jadi akan sama persis.
5. Skoring dan analisis
Setelah dilakukan pengujian, sebaiknya guru segera melakukan
skoring dan analisis agar dapat diketahui peta kemampuan siswa. Bisa
jadi pada uji varian soal pertama nilai siswa masih dibawah harapan.
Namun pada varian soal berikutnya, insya Allah kemampuan siswa akan
semakin meningkat.
Jika semua langkah-langkah di atas dilakukan dengan runtut, insya Allah
siswa tidak lagi kaget menghadapu Ujian Nasional. Namun dibalik itu
semua, semangat dan doa tidak boleh dilupakan. Guru dan siswa harus
yakin dapat menyelesaikan UN dengan baik. Usaha dan doa harusnya
berjalan beriringan.
SEMOGA BERMANFAAT ...
Pestisida dikelompokkan menjadi enam jenis, nah berikut ini jenis-jenis pestisida berdasarkan kegunaannya.
|
insektisida |
1.Insektisida
adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti
belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk
memberantas serangga di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk,
kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh : basudin, basminon, tiodan,
diklorovinil dimetil fosfat, diazinon,dll.
|
fungisida |
2.Fungisida adalah
pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/ cendawan seperti
bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh : tembaga
oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium
dikromat.
3.Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas
bakteri atau virus. Salahsatu contoh bakterisida adalah tetramycin yang
digunakan untuk membunuh virus CVPD yang meyerang tanaman jeruk. Umumnya
bakteri yang telah menyerang suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian
obat biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya yang masih sehat
sesuai dengan dosis tertentu.
4.Rodentisida adalah pestisida yang
digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat seperti
tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan
beras atau jagung. Hanya penggunaannya harus hati-hati, karena dapat
mematikan juga hewan ternak yang memakannya. Contohnya : Warangan.
5.Nematisida
adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa
nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan
umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau
lada. Nematisida bersifat dapat meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3
minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas nematoda, obat ini juga
dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama DD,
Vapam, dan Dazomet.
6.Herbisida adalah pestisida yang digunakan
untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma) seperti alang-alang,
rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh ammonium sulfonat dan
pentaklorofenol.
Teratai
- Memiliki
daun bundar yang sangat lebar agar dapat menyerap cahaya sebanyak-banyaknya.
- Batang
teratai memiliki rongga-rongga udara yang membantu menyalurkan oksigen ke akar
dan untuk membantu teratai tetap tegak dan mengapung di air.
Venus Flytrap
- Memiliki daun yang dipenuhi cairan nektar untuk
menarik serangga agar menyentuh daun, rambut-rambut sensitif pada permukaan
daun akan menanggapi rangsang tersebut dengan mengatupkan kedua helai
daunnya. Kemudian venus flytrap mengeluarkan cairan pencerna untuk
menghancurkan serangga yang terjebak.
Kantong Semar
- Tumbuhan kantung semar memiliki daun yang
berbentuk seperti piala. Dinding daun ini akan mengeluarkan nektar untuk
memikat serangga. Serangga yang terpikat oleh nektar akan hinggap pada dinding
daun yang licin sehingga tergelincir dan terjatuh ke dalam cairan yang ada di
dasar daun. Cairan ini akan menguraikan dan melarutkan serangga yang kemudian
akan diserap oleh tubuh kantung semar.
Tumbuhan Embun Matahari
- Terdapat
titik-titik cairan yang bergemerlap bila terkena sinar matahari untuk memancing
serangga agar menghampirinya. Jika serangga menyentuh daun akan terjebak dalam
cairan tersebut. Helai-helai daun akan mengakup untuk mencengkeram serangga dan
serangga dihancurkan dengan cairan pencerna.
*) Venus flytrap, kantong semar, dan
tumbuhan embun matahari tergolong insektivora yaitu tumbuhan pemakan
serangga. Serangga diperlukan untuk memperoleh tambahan nitrogen
bagi kelangsungan hidupnya. Tumbuhan insektivora memiliki kelenjar
penghasil cairan untuk menjerat dan mencerna serangga.
Kaktus
- Memiliki
daun yang berbentuk duri untuk mengurangi penguapan air.
- Memiliki
akar yang sangat panjang untuk menyerap air sebanyak-banyaknya pada musim
hujan.
- Batang
kaktus berfungsi untuk menyimpan air.
Bunga Raflesia
Tumbuhan Raflesia memiliki bunga berbau bangkai menarik perhatian lalat. Lalat
diperlukan oleh bunga Rafflesia untuk membantu terjadinya penyerbukan.Raflesia merupakan tumbuhan parasit obligat pada tumbuhan merambat (liana) tetrasigma dan tinggal di dalam akar tersebut seperti tali. Sampai saat ini Rafflesia tidak pernah berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya dan apabila akar
atau pohon inangnya mati, Raflesia akan ikut mati. Oleh karena itu
Raflesia membutuhkan habitat hutan primer untuk dapat bertahan hidup.
Eceng Gondok
- Mempunyai tangkai
daun yang menggelembung(berongga), yang berfungsi untuk mengapung di permukaan
air
Putri malu (Mimosa pudica)
- Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi
diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang ingin memakannya. Warna daun
bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna
yang pucat, hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa
tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya.